Monday, November 1, 2010

Selebriti Hibur Anak-anak Pengungsi

Sejumlah artis-selebriti ibukota menghibur bocah-bocah korban letusan Gunung Merapi. Mulai Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames dan Putri Indonesia Lingkungan 2010 Reisa Kartika Sari hingga penyanyi Tompi. Nadine dan Reisa tampak mengunjungi para pengungsi letusan Gunung Merapi di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/11) kemarin.

Mereka menghibur dan berbagi kegembiraan bersama anak-anak pengungsi. Selain itu mereka juga memberikan bantuan makanan dan peralatan kesehatan. Mereka tampak bersuka cita, bernyanyi, dan bermain bersama. “Aku senang ada artis. Bisa ketemu langsung,” kata seorang bocah di lokasi pengungsian.

Sedang Tompi mengunjungi lokasi bencana gunung Merapi di Yogyakarta. Di sana, penyanyi ini melakukan penggalangan dana, mengunjungi pengungsi dan sempat berfoto di gunung yang tengah “terbatuk-batuk” tersebut.

“Saya baru balik dari Yogya, Subuh tadi. Kemarin ada penggalangan dana dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya dari Jakarta naik pesawat landing di Solo. Sempat naik ke atas lihat pengungsi dan sempat foto-foto. Aku foto dari kaki gunung, tinggal naik sudah sampai ke rumah Mbah Maridjan,” tutur Tompi di Hard Rock Cafe, Jakarta, Senin kemarin.

Melihat sendiri lokasi bencana, penyanyi yang bergelar dokter ini melihat betapa para pengungsi sangat membutuhkan bantuan.

“Kondisi di pengungsian butuh sekali bantuan. Saya ke sana sebagai pribadi. Kebetulan karena malamnya ada penggalangan dana. Jadi sekalian datang melihat kondisi di sana,” bebernya.

Bencana alam bertubi-tubi menimpa Ibu Pertiwi, dimaknai Tompi sebagai makna dari global warming. “Saya tidak melihat dari sisi mistis. Ini terjadi bukan cuma di Indonesia. Di negara lain juga ada dan bertubi-tubi juga. Aku lebih melihat ke bumi yang sudah tahu, kayak semacam global warming,” tandasnya.

Aksi relawan Jepang

Sementara itu, dua relawan asal Jepang, Hirohito Suzuki dan Keisuke Hitano, juga menghibur anak-anak pengungsi. Mereka mengajak anak-anak bermain rugbi di barak pengungsian bencana Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin kemarin.

“Kedatangan relawan Jepang tersebut memiliki nilai positif bagi upaya pemulihan kondisi mental bagi para korban erupsi Gunung Merapi khususnya usia anak-anak,” kata Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Wasita, saat mendampingi kedua relawan Jepang di barak pengungsian Purwobinangun dan Hargobinangun Pakem.

Menurut dia, dua relawan tersebut berasal dari “Hitachi Corporation” dan “Japan Travel Agent” yang sengaja datang ke Yogyakarta untuk membaur sekaligus menghibur masyarakat korban bencana Gunung Merapi, khususnya anak-anak sekolah.

“Kedatangan ke Yogyakarta kali ini adalah untuk yang ke lima kalinya setelah sebelumnya membaur dan memberikan pelajaran permainan rugbi bagi anak-anak korban gempa 2006,” katanya.

Hirohito mengatakan, dirinya sangat senang membaur dengan masyarakat Yogyakarta yang memiliki modal sosial yang tinggi berupa “kegotong-royongan”, ini sesuai dengan filosofi permainan rugbi, yaitu “satu untuk semua, dan semua untuk satu” yang intinya adalah semangat kebersamaan. “Kami berharap permainan yang meskipun sangat sederhana dapat menghibur dan mengurangi beban anak-anak,” katanya.

Fikri, siswa kelas V SD Kaliurang II, mengatakan, dia merasa senang dengan permainan rugbi yang diajarkan Hirohito dan Keisuke setelah sebelumnya merasa sedih dan gundah akibat letusan Gunung Merapi dan harus tinggal di barak pengungsian.

Marjuki, guru SD Kaliurang II, mengatakan, sebagai guru pihaknya senang dengan kegiatan yang dilakukan relawan tersebut.

“Paling tidak mereka dapat mengenalkan salah satu olahraga yang belum banyak dikenal para siswa. Di samping dapat memberikan hiburan kepada para siswa, mereka dapat menumbuhkan semangat yang baru bagi anak-anak dan bukannya menyerah terhadap kondisi yang sedang dialaminya,” katanya.

Courtesy: Duta Masyarakat, Okezone

0 comments:

Post a Comment