Karena memakai dress selutut, Puteri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi Ames tidak diperbolehkan masuk ke Istana Wapres pada Senin (25/4/2011). Nadine pun tak mengetahui ada peraturan seperti itu.
Hal itu diungkapkan oleh Humas Yayasan Puteri Indonesia, Mega Angkasa saat dihubungi lewat telepon, Senin (25/4/2011). Mega mengungkapkan kalau pihaknya tidak tahu ada aturan harus mengenakan baju di bawah lutut untuk masuk ke Istana Wapres. "Dia (Nadine) tidak tahu, selama ini kita sering berkunjung ke Istana Presiden, dan selalu baik-baik saja," ujar Mega.
Menurut Mega, busana yang dikenakan Nadine sudah cukup pantas. Ia pun membantah kalau Nadine menggunakan pakaian yang mini. "Dia pakai dress batik yang sopan, yang pas selutut, bukan dress mini," ucapnya.
Nadine dilarang masuk ke Istana Presiden karena busana yang dikenakannya dinilai tidak sesuai dengan tata cara berbusana ditentukan di Istana Wapres. Rencananya, saat itu ia akan menghadiri acara pembukaan Munas VI Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional yang diselenggarakan di Gedung II Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Courtesy of Adhie Ichsan/Detik
Hal itu diungkapkan oleh Humas Yayasan Puteri Indonesia, Mega Angkasa saat dihubungi lewat telepon, Senin (25/4/2011). Mega mengungkapkan kalau pihaknya tidak tahu ada aturan harus mengenakan baju di bawah lutut untuk masuk ke Istana Wapres. "Dia (Nadine) tidak tahu, selama ini kita sering berkunjung ke Istana Presiden, dan selalu baik-baik saja," ujar Mega.
Menurut Mega, busana yang dikenakan Nadine sudah cukup pantas. Ia pun membantah kalau Nadine menggunakan pakaian yang mini. "Dia pakai dress batik yang sopan, yang pas selutut, bukan dress mini," ucapnya.
Nadine dilarang masuk ke Istana Presiden karena busana yang dikenakannya dinilai tidak sesuai dengan tata cara berbusana ditentukan di Istana Wapres. Rencananya, saat itu ia akan menghadiri acara pembukaan Munas VI Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional yang diselenggarakan di Gedung II Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Courtesy of Adhie Ichsan/Detik
0 comments:
Post a Comment