Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Pakubuwono XIII Tedjowulan memberikan gelar kebangsawanan Keraton Surakarta kepada Puteri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames dan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 Reisa Kartikasari. Pemberian gelar dilaksanakan dalam upacara tingalan jumenengan atau peringatan naik tahta ketujuh Pakubuwono XIII Tedjowulan.
Kedua Puteri Indonesia 2010 yang masih memiliki darah Solo tersebut mendapatkan anugerah gelar berupa Kanjeng Mas Ayu Tumenggung yang diberikan secara langsung oleh Raja Surakarta Pakubuwono XIII Tedjowulan.
“Gelar kehormatan ini merupakan kebanggaan bagi saya dan ini menjadi tugas saya untuk mengenalkan budaya Jawa, terutama Solo, tidak hanya kepada nasional tetapi juga internasional. Apalagi, saya juga memiliki darah keturunan Solo, karena ibu saya berasal dari Kota Solo,” kata Nadine seusai pemberian gelar di Sasana Purnomo Badran, Surakarta, Kamis (16/6/2011).
Nadine sendiri mengaku sangat jarang datang ke Solo lantaran semua keluarga sudah berada di Jakarta dan juga kota lain. Hal senada juga dikatakan Reisa yang mengatakan gelar yang diberikan merupakan kehormatan baginya.
“Mendapatkan gelar kebangsawanan ini, selain kehormatan juga menjadikan saya punya tugas untuk mengenalkan budaya Jawa ke masyarakat luas,” tuturnya yang mengaku masih sering datang ke Solo untuk mengunjungi kerabat.
Selain kedua wanita cantik tersebut, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat juga memberikan gelar kebangsawanan kepada sejumlah tokoh, antara lain Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang yang mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Pakuningrat. Meskipun tidak memiliki latar belakang dan keturunan Jawa, Sarundajang mengatakan pemberian gelar membuktikan bahwa Raja Surakarta menjunjung pluralisme di Indonesia.
“Sebab, memberikan kesempatan bagi anak bangsa yang berada di luar Keraton Surakarta dan budaya Jawa untuk mendapatkan gelar kehormatan dari Keraton Surakarta,” ujarnya.
Menurut juru bicara Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Bambang Pradotonagoro, pemberian gelar kepada Puteri Indonesia diharapkan mampu mengenalkan budaya Jawa, khususnya Solo, kepada masyarakat luas.
“Melalui mereka, kami bisa ‘menjual’ Kota Solo, apalagi keduanya memiliki darah Solo. Dengan menyandang Puteri Indonesia, hal ini memberikan konotasi tentang budaya bangsa Indonesia sehingga diharapkan mereka tidak hanya menang di beauty contest, tetapi juga memiliki pengetahuan tentang budaya,” imbuhnya.
Dalam tingalan jumenengan, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat turut memberikan gelar kebangsawanan kepada 645 orang, termasuk pejabat, tokoh masyarakat, serta abdi dalem keraton.
Courtesy of Okezone
Kedua Puteri Indonesia 2010 yang masih memiliki darah Solo tersebut mendapatkan anugerah gelar berupa Kanjeng Mas Ayu Tumenggung yang diberikan secara langsung oleh Raja Surakarta Pakubuwono XIII Tedjowulan.
“Gelar kehormatan ini merupakan kebanggaan bagi saya dan ini menjadi tugas saya untuk mengenalkan budaya Jawa, terutama Solo, tidak hanya kepada nasional tetapi juga internasional. Apalagi, saya juga memiliki darah keturunan Solo, karena ibu saya berasal dari Kota Solo,” kata Nadine seusai pemberian gelar di Sasana Purnomo Badran, Surakarta, Kamis (16/6/2011).
Nadine sendiri mengaku sangat jarang datang ke Solo lantaran semua keluarga sudah berada di Jakarta dan juga kota lain. Hal senada juga dikatakan Reisa yang mengatakan gelar yang diberikan merupakan kehormatan baginya.
“Mendapatkan gelar kebangsawanan ini, selain kehormatan juga menjadikan saya punya tugas untuk mengenalkan budaya Jawa ke masyarakat luas,” tuturnya yang mengaku masih sering datang ke Solo untuk mengunjungi kerabat.
Selain kedua wanita cantik tersebut, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat juga memberikan gelar kebangsawanan kepada sejumlah tokoh, antara lain Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang yang mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Pakuningrat. Meskipun tidak memiliki latar belakang dan keturunan Jawa, Sarundajang mengatakan pemberian gelar membuktikan bahwa Raja Surakarta menjunjung pluralisme di Indonesia.
“Sebab, memberikan kesempatan bagi anak bangsa yang berada di luar Keraton Surakarta dan budaya Jawa untuk mendapatkan gelar kehormatan dari Keraton Surakarta,” ujarnya.
Menurut juru bicara Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Bambang Pradotonagoro, pemberian gelar kepada Puteri Indonesia diharapkan mampu mengenalkan budaya Jawa, khususnya Solo, kepada masyarakat luas.
“Melalui mereka, kami bisa ‘menjual’ Kota Solo, apalagi keduanya memiliki darah Solo. Dengan menyandang Puteri Indonesia, hal ini memberikan konotasi tentang budaya bangsa Indonesia sehingga diharapkan mereka tidak hanya menang di beauty contest, tetapi juga memiliki pengetahuan tentang budaya,” imbuhnya.
Dalam tingalan jumenengan, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat turut memberikan gelar kebangsawanan kepada 645 orang, termasuk pejabat, tokoh masyarakat, serta abdi dalem keraton.
Courtesy of Okezone
0 comments:
Post a Comment