Tidak pernah terpikir di benak Nadine Alexandra Dewi Ames untuk menjadi Puteri Indonesia 2010. Baginya, menembus 10 besar di ajang kecantikan Tanah Air tersebut sudah cukup. Namun, dewi keberuntungan berkata lain. Nadine dipercaya mengemban tugas untuk mengharumkan nama Indonesia ke mata dunia.
"Kaget sekali saat nama saya disebut sebagai Puteri Indonesia 2010. Setelah perayaan itu, saya bingung caranya duduk, karena masih tidak percaya. Satu hal yang saya sadari, bahwa beban dan tanggung jawab saya semakin besar. Saya akan dilihat dan diperhatikan semua orang. Karena sekarang saya bekerja untuk bangsa Indonesia seutuhnya," ujar Nadine.
Sebagai Puteri Indonesia, di usia yang masih tergolong muda, yakni 19 tahun, adalah sebuah tantangan bagi Nadine. Terlebih lagi, perempuan berdarah campuran Inggris-Solo ini percaya, kesempatan langka tidak datang dua kali. Bagi Nadine, tugas sebagai Puteri Indonesia adalah kesempatan yang pastinya hanya terjadi sekali seumur hidup.
Sebelum Nadine, Puteri Indonesia 2009 dijabat oleh Qory Sandioriva. Pada ajang grand final Puteri Indonesia 2010, yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (8/10) silam, Qory resmi menyerahkan mahkota kebanggaannya pada Nadine. Di mata para juri, perempuan muda bertinggi badan 170 sentimeter dengan berat 55 kilogram, dinilai layak menggantikan Qory. Alasannya selain memenuhi unsur 3B (beauty, brain, dan beliaviour), Nadine juga lugas berbahasa Inggris.
Kelebihan Nadine tersebut, memang sudah dipupuk sejak usia balita. Maklum saja, keseharian Nadine, di tengah keluarga, menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan sang ayah, Clive Ames.
Meskipun piawai berbahasa Inggris, Nadine mengaku masih banyak yang harus ia pelajari. Khususnya tentang alam Indonesia, hutan, dan satwa liar yang ada di dalamnya. Baginya, melindungi dan melestarikan satwa langka bisa menjadi alat promosi yang tepat. Berikut ini beberapa petikan wawancara Puteri Indonesia 2010 tentang visi, misi, dan impiannya, saat ditemui SP, di Graha Mustika Ratu Tbk, Jakarta, Jumat (22/10).
How are you Nadine?
I'm fine, thanks.
Bagaimana perasaan Nadine sekarang. Apakah masih terasa letih, terhitung baru dua minggu menjabat Puteri Indonesia 2010?
Saya baru bisa bernapas sekarang. Aktivitas dua minggu kemarin memang padat. Saya harus menemani Miss Universe 2010 Ximena Navarrete ke beberapa tempat pariwisata di Indonesia. Tetapi, ada untungnya juga dari aktivitas kemarin. Saya jadi lebih mengenal Ximena dan mendapat banyak masukan darinya.
Pernah terpikir untuk menang dalam ajang besar seperti ini?
Jujur saja, saya tidak pernah mengira akan terpilih di antara 37 finalis lainnya. Mereka (finalis Puteri Indonesia 2010, Red) memiliki kelebihan dan misi yang kuat. Tetapi, untuk saya, ini adalah satu langkah maju ke depan. Bila saya tidak berani maju, saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Asalkan mau bekerja keras dan terus berusaha, saya yakin bisa mengharumkan nama Indonesia, atau membawa Indonesia menjadi pemenang di Miss Universe 2011.
Nadine sangat optimistis menjadi pemenang di Miss Universe. Menurut Nadine, apa modal terpenting untuk bisa bertahan di ajang Miss Universe mendatang?
Sebagai bangsa Indonesia, saya sadar betul akan keindahan dan kelebihan Tanah Air kita. Ada dua misi yang ingin saya tekuni selama menjabat sebagai Puteri Indonesia.
Apa saja?
Pertama, saya ingin mengajak semua lapisan masyarakat peduli pada hutan dan satwa langka yang ada di dalamnya. Satwa yang ingin saya jaga saat ini adalah orangutan di Borneo, Kalimantan. Menurut informasi yang saya terima, orangutan pada 25 tahun mendatang akan punah. Nah, sebelum itu terjadi, saya ingin mengajak semua masyarakat Indonesia peduli dan melestarikan mereka.
Kedua, saya ingin membantu anak-anak jalanan agar bisa mendapat pendidikan dan tempat tinggal layak. Anak-anak itu adalah tiang penerus bangsa. Di tangan merekalah nasib Indonesia tertulis. Bisa dibayangkan, apa jadinya masa depan Indonesia bila generasi penerus tidak berpendidikan.
Sejak kapan Nadine peduli pada orangutan dan anak-anak jalanan?
Misi melestarikan orangutan saya dapatkan ketika akhirnya saya berniat ikut pemilihan Puteri Indonesia 2010. Saya berpikir, seorang Puteri Indonesia harus memiliki visi dan misi yang jelas, dan tidak hanya di awang-awang saja. Misi saya jelas, yakni melestarikan orangutan. Lewat predikat sebagai Puteri Indonesia, saya yakin bisa menjalani tugas mulia itu.
Sementara itu, anak jalanan saya rasa sudah menjadi momok bangsa Indonesia. Mau tidak mau, semua orang harus memikirkan nasib mereka.
Selain dua misi di atas, apa lagi yang ingin Nadine sampaikan ke dunia tentang Indonesia?
Saya ingin menggambarkan jiwa Indonesia, melalui kekuatan para perempuannya. Saya melihat perempuan Indonesia sangat unik. Mereka lembut, halus, namun memiliki jiwa pejuang. Di ajang internasional mendatang, saya ingin menunjukkan keunikan jiwa perempuan Indonesia.
Bicara soal kelebihan Nadine berbahasa Inggris, ternyata Anda memang lahir di Inggris. Lalu, bagaimana dengan predikat Puteri Indonesia yang semestinya berdarah asli Indonesia?
Saya tidak bisa memilih untuk lahir di negara mana. Ya, saya memang lahir di Inggris. Tetapi, bukan berarti saya tidak paham apa itu nasionalisme. Di rumah, Mama (Noerjanah Ames, Red) selalu mengajarkan saya tentang budaya Indonesia. Meskipun saya lahir di Inggris dan bersekolah di sana, jiwa saya tetap Indonesia. Darah saya Indonesia, hati saya Indonesia, dan saya berpikir layaknya orang Indonesia.
Pendidikan yang saya serap di luar negeri, justru menjadi modal hidup saya. Tinggal di Inggris membuat saya belajar hidup mandiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Karena itulah saya berani memasang target untuk menang di ajang Miss Universe. Karena saya yakin, bila berusaha pasti Tuhan memberi jalan.
Menang di Miss Universe sepertinya menjadi beban buat Nadine?
Tidak juga. Saya mencoba menjalani semua tugas dan tanggung jawab dengan hati yang riang, dan terus berpikir positif. Saya sadar betul, peran saya sekarang membutuhkan banyak senyuman. Dan senyuman alami akan terpancar bila hati dan pikiran bersih.
Lalu, setelah menjadi Puteri Indonesia 2010, perubahan apa yang paling Nadine rasakan?
Sekarang saya tidak bisa keluar rumah tanpa dandan. Tapi, yang paling terasa adalah perubahan aktivitas. Dulu, saat masih menjalankan kuliah di Bath Spa University, Inggris, saya selalu menyempatkan diri untuk hang out bersama teman-teman. Saat weekend, saya bekerja paruh waktu di sebuah toko.
Kini, saya sudah memiliki jadwal untuk satu tahun masa tugas. Jadi, saya tidak bisa bermain dengan waktu.
Jurusan apa yang Nadine ambil di Bath Spa University?
Saya mengambil jurusan film.
Mengapa film?
Film adalah media yang bisa dan mudah dimengerti semua orang. Sama dengan musik, film pasti memberi rasa kesenangan. Menurut saya, cara paling mudah menyampaikan pesan adalah melalui film. Karena itulah saya ingin menggeluti dunia ini. Saya berharap bisa membuat film yang bermakna untuk bangsa Indonesia.
Terakhir, sebagai Puteri Indonesia 2010, kegiatan apa yang bisa menghibur Nadine di kala jenuh?
Saya suka menari hip hop. Dulu di Inggris, saya masuk dalam kru dance hip hop. Beberapa kali saya ikut pertandingan. Menari adalah satu dari banyak cara meluapkan emosi dan stres. Selain menari, saya juga suka membunuh waktu dengan membaca buku. Sebab, buku adalah jendela pengetahuan.
[Pewawancara SP/Elvira Anna Siahaan]
Courtesy: Suara Pembaruan, Bataviase.co.id (Photo by Official PI's Facebook)